Menurut sejarah audiobook memang awalnya dirancang
untuk tuna netra, tetapi kini audiobook telah berkembang menjadi teknologi yang
dapat dimanfaatkan siapa saja. Audiobook adalah alternatif baru menikmati isi
cerita. Anda dapat memutar ulang bagian cerita yang Anda suka. Efek suara dan
musik pada audiobook sukses menambah serunya mendalami crita yang tengah Anda
“baca”. Suasana cerita akan lebih terlihat nyata sehingga Anda pun akan turut
mendramatisasi cerita.
Jenis Audiobook yang berkembang diantaranya yaitu unabridged
audibook dan abridged audibook. Unabridged audiobook adalah
audiobook dengan pembacaan kata per kata yang bersumber dari sebuah buku cetak.
Adapun abridged audiobook adalah kata-kata yang tidak sesuai dengan buku
cetaknya, tetapi tidak mengurangi makna kalimat. Biasanya produsen memilih abridged
audiobook untuk penghematan biaya produksi.
Pada awal sejarah audiobook dibuat dengan cara merekam
suara narator yang membaca teks buku cetak. Kini audibook dapat dibuat
menggunakan software to speech. Software to speech merupakan
perangkat lunak yang bisa mengucapkan kata-kata yang tertulis dalam teks.
Audibook yang sudah siap biasanya didistribusikan dalam bentuk CD, CVC, kaset
atau format digital lainnya misal seperti .Mp3, .wma,.atau .Aa.
Budaya membaca Vs Audiobook
Benarkah masyarakat saat ini sudah semakin berkurang budaya
membaca? Kalau benar apa penyebab dari semua ini? Apakah karena factor
mobilitas manusia yang tingi? Atau hanya masalah kebiasaan saja. Walaupun belu
ada penelitian yang mendalam tentang budaya baca sepertinya budaya membaca
bakal bersaing dengan budaya “nguping” atau budaya mendengar. Akankah budaya
nguping akan mengalahkan budaya membaca? Banyaknya masyarakat yang mulai
beralih ke Audiobook apakah ini pertanda budaya nguping jadi keniscayaan abad
yang akan datang? Semua pertanyaan itu memang belum punya jawaban pasti. Tapi
tanda-tanda itu sudah ada. Tulisan ini tidak mempersoalkan makin banyak atau
sedikit dua budaya itu tapi hanya menginformasikan ada pekerjaan baru bagi
seorang Voice Over Talent,bahwa suaranya mulai dilirik oleh para pencetak buku
. Lalu kenapa dan siapa yang menyukai Audiobook itu sebenarnya?.
Dari
berbagai sumber Audiobook artinya adalah buku bersuara itu pengertian
sederhananya . Sebenarnya sudah lama benda ini dipakai namun keberadaannya
masih menjadi sesuatu yang asing karena dibuat hanya untuk kebetuhan saudara-saudara
kita Tunanetra . Karena keterbatasan para tunanetra tidak bisa membaca buku
maka diciptkanlah buku bersuara. Walaupun mereka bisa membaca dengan hurup
braile tapi diantara mereka akan lebih nyaman dengan mendengar buku bersuara
atau audiobook.
Dalam
perkembangan jaman Audiobook tidak hanya diguanakan oleh para Tunanetra tapi
juga oleh orang yang normal . Kenapa mereka membutuhkan audiobook? bisa jadi
karena budaya baca masih kurang dan kebanyakan mereka ingin praktis dan
mobilitas begitu tinggi maka dipakaialah kebiasaan “nguping” gaya baru. Ini
sebenarnya sebuah peluang bagus bagi kawan-kawan yang mempunyai hobi utak-atik
audio dan suara vocal untuk diberdayakan dalam pembuatan Audiobook.
Konon
dengan mendengarkan audio book daya serap otak itu lebih tinggi daripada
membaca ini juga belum jelas risetnya tapi kita tunggu saja siapa tahu dengan
tulisan saya ini ada para ahli yang mulai meneliti. Mungkin saja kelemahan dari
audiobook ini tidak bisa untuk menyuarakan buku fisika dan matematika yang
ribet dan njlimet.
Audiobook
juga lebih sederhana daripada membawa buku yang tebal karena audiobook saat ini
banyak terdapat dalam bentuk digital sehingga hanya dengan memiliki media
pemainnya saja untuk menikmatinya misalnya dengan memasukan data Audiobook ke
Handphone atau perangkat player digital lainnya . Jadi kalau anda memiliki
koleksi buku sampai 100 buku bisa dirubah dalam layanan audiobook karena dengan
mudah dibawa kesana kemari tanpa kelihatan ribet dan keberatan.
Dalam
amatan saya sendiri ada Buku fisik yang menjadiakan Audio book sebagai penyerta
yang mutlak dilampirkan seperti Buku –buku meditasi ,buku terapy kesehatan
dengan hypnosis dan sebagainya. Dalam visi kedepan bisa saja terjadi seseorang
mengirimkan proposal disamping dengan tulisan juga ada audionya. Kenapa orang
sampai mendengarkan proposla dengan suara? Karena mungkin saja karena mobilitas
yang tinggi dari para bos mungkin saja sambil nyetir mendengarkan audioproposal
.
Beberapa
buku yang dikarang seperti buku fisik atau jenis ebook banyak yang sudah
melampirkan versi audiobook-nya sebagai service layanan untuk mempermudah
konsumennya. Teknologi dan perilaku manusia yang suka praktis efek dari
moniltas yang begitu tinggi berimbas manusia cenderung ingin cepat dan instant
dalam membaca isi buku. Disamping itu menurut amatan saya pribadi budaya dengar
masih tinggi daripada budaya baca.
Voice
Over Talent ruang lingkup kerjanya semakin melebar dan semakin dicari terutama
Voice Over Talent yang mampu menggeber suaranya sampai 100 halaman dalam
kondisi ini bukan durasi lagi yang dihitung tapi perhalaman. Bukankah ini
peluang bisnis bagi penyiar atau siapa saja yang memiliki suara yang
berkarakter .
Nah
bagi anda yang ingin menyertakan audiobook untuk bisnis buku fisik atau ebook
anda baik silahkan hubungi kami . Tentu dengan Voice Over saya sendiri . Untuk
kawan-kawan penyiar yang lain ayo ikuti jejak saya … (Brawijaya). Audiobook
terdiri dari dua kata gabungan berbahasa ingris yaitu; audio: suara, book:
buku. Dari dua kata gabungan tersebut bisa disimpulkan bahwa audiobook adalah
buku dalam bentuk suara. Sangat asing jadinyajika kita menanyakan tentang
audiobook kepada teman-teman kita, kebanyakan teman-teman saya jika saya
menyebut kata audiobook, mereka akan bertanya-tanya apa itu? Saya juga tidak
tahu apakah di telinga Anda juga masih asing atau tidak. Walaupun pemakaian
audiobook sudah sebagai sajian "buku" sudah lama dipergunakan, tetapi
mungkin karena jarang dinikmatinya audiobook oleh khalayak banyak, maka
audiobook itu sendiri masih asing di kalangan masyarakat. Pada dasarnya
audiobook diperuntukkan bagi para tunanetra. Sebelumnya mereka yang membaca
buku yang dicetak dengan huruf braile, tetapi kini telah hadir audiobook
sebagai pilihan yang baik untuk para tunanetra untuk mendapatkan isi dari suatu
buku. Tentu saja buku tersebut juga harus ada versi audiobooknya lho. Audiobook
biasanya berisi isi dari buku yang diucapkan. Tentu saja tidak secara gamblang
isi buku tersebut dibacakan atau disajikan secara sama persis. Tetapi juga
diolah sehingga tidak akan membosankan bagi para pendengar, malahan pengolahan
kata menjadi bahasa verbal dapat menjadikannya lebih menarik jika diolah secara
kreatif pula. Bagi mereka yang tidak memiliki kekurangan dalam hal penglihatan
(buta), audiobook hanya sebagai alternatif saja menikmati isi buku. Mereka akan
cenderung memilih cara tradisional yaitu membaca buku secara langsung, hal itu
dikarenakan oleh satu hal yang sederhana yaitu tidak semua buku ada versi
audiobooknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar