Pengertian Cloud Computing menurut
para ahli
Cloud computing mungkin masih samar terdengar bagi
orang awam. Tetapi keberadaan cloud computing di era digital
kini sebenarnya telah terasa di tengah masyarakat dalam kehidupan sehari hari
seperti penggunaan email dan juga media sosial.
Menurut
Gartner mendefinisikan pengertiannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika
layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai
sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
Definisi
lain menurut Forester yaitu “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak,
platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi
Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”
Secara
sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan
listrik. Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit
listrik sendiri? Tentu tidak. Kita tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam
hal ini, PLN), menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik, dan kita
tinggal menikmati layanan tersebut. Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai
pemakaian.
jadi definisi cloud computing merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer – komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing.
jadi definisi cloud computing merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer – komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing.
Teknologi komputer berbasis sistem Cloud ini merupakan
sebuah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola
data dan juga aplikasi pengguna. Teknologi ini mengizinkan para pengguna untuk
menjalankan program tanpa instalasi dan mengizinkan pengguna untuk mengakses
data pribadi mereka melalui komputer dengan akses
internet.
1.2 Sejarah Cloud Computing
Sejarah cloud computing dimulai pada
tahun1960-an, John McCarth seorang pakar komputer dari MIT meramalkan bahwa
suatu hari nanti komputerisasi akan menjadi infrastruktur publik layaknya
seperti berlangganan listrik atau telepon. Kemudian pada akhir tahun 1990-an,
lahir konsep ASP (Application Service Provider) yang ditandai munculnya
perusahaan pengolah data center. Selanjutnya pada tahun1995, Larry Ellison,
pendiri Oracle, melahirkan wacana “Network Computing” pasca penetrasi Microsoft
Windows 95 yang merajai pasar software dunia pada saat itu. Ide itu menyebutkan
bahwa PC tidak perlu dibenamkan software yang membuat berat kinerja dan cukup
diganti sebuah terminal utama berupa server. Pada awal tahun 2000-an, Marc
Beniof, eks Vice President Oracle melansir aplikasi CRM berbentuk “software as
a service” bernama Salesforce.com sebagai penanda lahirnya cloud computing.
Tahun 2005, situs online shopping Amazon.com meluncurkan Amazon EC2 (Elastic
Compute Cloud), diikuti Google dengan Google App Engine, dan IBM yang melansir
Blue Cloud Initiative.
Berdasarkan jenis layanan-nya, Cloud Computing dibagi
menjadi berikut ini:
a) Software as a Service (SaaS)
b) Platform as a Service (PaaS)
c) Infrastructure as a Service
(IaaS)
Salah satu perusahaan yang
mengembangkan produknya berbasis dengan sistem Cloud adalah DealPOS. Metode
kerja Point of Sale (POS) ini adalah dengan mendistribusikan data penjualan
toko retail yang telah diinput oleh kasir ke pemilik toko retail melalui
internet dimanapun pemilik toko berada. Selain itu, perusahaan
telekomunikasi ternama nasional, Telkom juga turut mengembangkan sistem
komputasi berbasis Cloud ini melalui Telkom Cloud dengan program Telkom VPS dan
Telkom Collaboration yang diarahkan untuk pelanggan UKM (Usaha Kecil-Menengah).
1.3. Aplikasi Cloud
Computing
Penerapan cloud computing
secara praktis adalah tak terbatas. Dengan middleware yang tepat, sistem cloud
computing bisa mengeksekusi semua program seperti sebuah normal komputer
bekerja. Secara potensial, segala sesuatu mulai dari perangkat lunak pengolah
kata yang umum untuk program komputer yang dirancang khusus untuk sebuah
perusahaan tertentu bisa bekerja pada sistem cloud computing.
Mengapa orang-orang ingin
mengandalkan sistem dari komputer lain untuk menjalankan program dan menyimpan
data? Berikut adalah beberapa alasannya:
Klien akan dapat mengakses aplikasi dan data dari mana
saja setiap saat. Mereka bisa mengakses sistem cloud computing
menggunakan komputer yang terhubung ke Internet. Data tidak terbatas pada hard
drive di komputer satu pengguna saja atau di jaringan internal suatu
perusahaan.
Ini bisa membuat biaya hardware
turun. Sistem cloud computing akan mengurangi kebutuhan akan
hardware canggih pada sisi klien. Anda tidak perlu membeli komputer tercepat
dengan memori besar, karena sistem “cloud” akan mengurus kebutuhan tersebut
bagi Anda. Sebaliknya, Anda bisa membeli sebuah terminal komputer murah. Terminal
ini bisa mencakup monitor, perangkat input seperti keyboard dan mouse,
dan cukup kekuatan prosesor untuk menjalankan middleware yang diperlukan untuk
terhubung ke sistem “cloud”. Anda tidak akan membutuhkan hard drive dengan
kapasitas besar karena Anda akan menyimpan semua informasi Anda pada komputer
remote.
Perusahaan yang mengandalkan
komputer harus memastikan bahwa mereka memiliki software yang tepat untuk
diterapkan guna mencapai tujuan. Sistem cloud computing memberikan
organisasi-organisasi tersebut akses seluruh perusahaan ke aplikasi komputer.
Perusahaan tidak perlu membeli satu set perangkat lunak atau
lisensi perangkat lunak untuk setiap karyawan. Sebaliknya, perusahaan bisa
membayar biaya meteran ke perusahaan cloud computing.
Server dan perangkat penyimpanan
data digital memakan tempat. Beberapa perusahaan menyewa ruang fisik untuk
menyimpan server dan database karena mereka tidak memiliki ruangan
tersebut di kantor mereka. Cloud computing memberikan
perusahaan-perusahaan pilihan untuk menyimpan data pada hardware orang lain,
menghilangkan kebutuhan untuk ruang fisik di front end.
Perusahaan bisa menghemat uang untuk
kebutuhan IT. Efisiensi hardware akan terjadi, secara teori, akan memiliki
masalah lebih sedikit daripada jaringan mesin yang heterogen dan sistem
operasi.
Jika back end sistem cloud
computing adalah sistem komputasi grid, maka klien bisa mengambil
keuntungan dari kekuatan pemrosesan seluruh jaringan. Seringkali, para ilmuwan
dan peneliti bekerja dengan perhitungan kompleks sehingga butuh waktu tahunan
untuk masing-masing komputer untuk menyelesaikan hal tersebut. Pada sistem
komputasi grid, klien bisa mengirim perhitungan ke “awan” untuk diproses.
Sistem “cloud” akan memanfaatkan kekuatan pengolahan semua komputer yang
tersedia di back end, sehingga secara signifikan mempercepat
perhitungan.
1.4 Kekhawatiran Cloud Computing
Mungkin kekhawatiran terbesar
tentang cloud computing adalah keamanan dan privasi. Ide menyerahkan
data penting ke perusahaan lain mengkhawatirkan untuk beberapa orang. Eksekutif
perusahaan mungkin ragu untuk mengambil keuntungan dari sistem cloud
computing karena mereka tidak dapat menyimpan informasi perusahaan mereka
di tempat terkunci.
Argumen kontra untuk posisi ini
adalah bahwa perusahaan yang menawarkan layanan cloud computing, hidup
dan matinya adalah berdasarkan reputasi mereka. Ini menguntungkan
perusahaan-perusahaan untuk memiliki langkah-langkah keamanan yang handal pada
tempatnya. Jika tidak, layanan tersebut akan kehilangan semua klien. Hal itu
dalam kepentingan mereka untuk menggunakan teknik yang paling canggih untuk
melindungi data klien mereka.
Privasi adalah hal lain. Jika klien
dapat login dari lokasi manapun untuk mengakses data dan aplikasi, mungkin
privasi klien bisa dikompromikan. Perusahaan cloud computing harus
mencari cara untuk melindungi privasi klien mereka. Salah satu cara adalah
dengan menggunakan teknik otentikasi seperti nama pengguna dan password. Lain
adalah dengan menggunakan format otorisasi – setiap pengguna hanya dapat
mengakses data dan aplikasi yang relevan dengannya atau pekerjaannya.
1.5 Tipe Penerapan
Layanan Cloud Computing
Tipe-tipe
penerapan(deployment) dari layanan Cloud Computing, yang terbagi menjadi empat
jenis penerapan, yaitu:
1. Private cloud
Di mana sebuah
infrastruktur layanan cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi
tertentu. Infrastruktur cloud itu bisa saja dikelola oleh si organisasi itu
atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya
organisasi dengan skala besar saja yang mampu memiliki/mengelola private cloud
ini.
2. Community cloud
2. Community cloud
Dalam model ini,
sebuah infrastruktur cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa organisasi yang
memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari sisi misinya, atau tingkat
keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya.
Jadi, community
cloud ini merupakan “pengembangan terbatas” dari private cloud. Dan sama juga
dengan private cloud, infrastruktur cloud yang ada bisa di-manage oleh salah
satu dari organisasi itu, ataupun juga oleh pihak ketiga.
3. Public cloud
Sesederhana
namanya, jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya.
Layanan-layanan yang sudah saya sebutkan sebelumnya dapat dijadikan contoh dari
public cloud ini.
4. Hybrid cloud
Untuk jenis ini,
infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih
infrastruktur cloud (private, community, atau public). Di mana meskipun secara
entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu
teknologi/mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar
cloud itu. Misalnya, mekanisme load balancing yang antarcloud, sehingga alokasi
sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang optimal.
Demikian sedikit
penjelasan dari model-model cloud yang disarikan dari NIST. Namun seperti
diakui oleh lembaga ini, definisi dan batasan dari Cloud Computing sendiri
masih mencari bentuk dan standarnya. Di mana nanti pasarlah yang akan
menentukan model mana yang akan bertahan dan model mana yang akan mati.
Namun semua
sepakat bahwa cloud computing akan menjadi masa depan dari dunia komputasi.
Bahkan lembaga riset bergengsi Gartner Group juga telah menyatakan bahwa Cloud
Computing adalah wacana yang tidak boleh dilewatkan oleh seluruh pemangku
kepentingan di dunia TI, mulai saat ini dan dalam beberapa waktu mendatang.
1.6 Resiko Cloud Computing
Sebagaimana yang
dikatakan sebagai bisnis service, dengan teknologi cloud anda sebaiknya
mengetahui dan memastikan apa yang anda bayar dan apa yang anda investasikan
sepenuhnya memang untuk kebutuhan anda menggunakan service ini. Anda harus
memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:
*Service
level – Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari
application atau transaksi. Hal ini mengharuskan anda untuk memahami service
level yang anda dapatkan mengenai transaction response time, data protection
dan kecepatan data recovery.
* Privacy – Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
* Compliance – Anda juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang anda miliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda anda diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
* Data ownership – Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data tersebut tersimpan didalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
* Data Mobility – Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud service? dan jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan data anda kembali? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah anda memastikan kopi dari data nya telah terhapus
* Privacy – Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
* Compliance – Anda juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang anda miliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda anda diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
* Data ownership – Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data tersebut tersimpan didalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
* Data Mobility – Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud service? dan jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan data anda kembali? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah anda memastikan kopi dari data nya telah terhapus
Untuk
mengimplementasi teknologi cloud untuk data mereka dan menyimpan nya sebagai
fasilitas mereka sendiri untuk memastikan kebijakan perusahaan tersimpan dengan
baik tentunya akan lebih baik, sehingga memastikan proses komputerasisasi pada
cloud sebagai sistem proses yang dibutuhkan akan lebih independen.
Langkah awal
yang harus anda lakukan adalah mempelajari sistem kontrak dari cloud service.
pastikan setiap process menjadi simple, dapat berulang ulang dan menjadi nilai
tambah untuk bisnis anda.
Kedua, anda
harus mengidentifikasi service apa yang dapat anda manfaatkan di dalam cloud
dan mana yang seharusnya bersifat internal. Hal ini sangat penting untuk anda
ketahui mengenai system dan service core yang dapat dimanfaatkan oleh bisnis
anda. dan sebaiknya anda mengkategorikan beberapa elemen bisnis anda
berdasarkan resiko dari penggunaan cloud service.
Langkah
terakhir, anda harus melakukan strategi sourcing untuk mendapatkan biaya yang
sangat murah, namun memiliki scalability dan flexibility untuk kebutuhan bisnis
anda. Hal ini termasuk pertimbangan akan proteksi data ownership dan mobility,
compliance dan beberapa element seperti halnya kontrak IT tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar