Minggu, 01 Mei 2016

Teknologi Radio Frequency Identification (RFID) untuk Perpustakaan

Perpustakaan sebagai penyedia jasa layanan kepada pemustaka untuk meningkatkan pelayanan dengan memanfaatkan sarana dan teknologi yang berkembang pesat. Perkembangan teknologi yang pesat dan ditambah dengan lambatnya proses rekruitmen staf yang sangat diperlukan mendorong  perpustakaan untuk mengubah sistem manajemen yang ada selama ini. Salah satu perkembangan teknologi yang disebut-sebut sebagai penerus teknologi barcode  adalah teknologi RFID (Radio Frequency Identification). Teknologi ini telah diterapkan di perusahaan-perusahaan besar dan beberapa perpustakaan di seluruh dunia mulai mengadopsinya untuk keperluan  kemudahan proses pelayanan pemustaka  dan pelayanan teknis. Bagi pelayanan pemustaka, penerapan teknologi RFID sangat membantu dalam pemberian pelayanan sirkulasi bahan perpustakaan yang dapat dilakukan secara mandiri oleh pemustaka sedang bagi  pelayanan teknis teknologi RFID membantu menekan angka kehilangan koleksi dan memudahkan kontrol inventarisasi buku di perpustakaan seperti yang dikatakan Mamatha (2013): “The libraries across the globe started to use RFID to speed up the self check in/out processes, to control the theft and to ease the inventory control in library”.
Tidak seperti teknologi barcode  yang harus jelas terlihat untuk proses deteksi dan hanya menyimpan data bibliografis buku, teknologi tag RFID bisa ditempatkan di bagian depan atau bagian belakang  buku dan tidak harus terlihat karena tag masih tetap akan terdeteksi. Teknologi RFID dapat menyimpan data koleksi dan mendeteksinya  seperti keberadaan buku di rak, nomor klasifikasi buku, dan pengarang buku.
RFID    
            Sejarah dimulainya RFID mungkin saja masih menjadi perdebatan tetapi yang pasti penggunaan teknologi yang mirip dengan teknologi RFID telah dilakukan pada tahun 1939 oleh tentara Inggris yang menemukan teknologi IFF yang kemudian dipergunakan oleh tentara sekutu untuk melacak keberadaan pesawat kawan maupun lawan saat Perang Dunia II terjadi. Tahun 1945, Léon Theremin menemukan alat-alat pemata-mata yang dapat memancarkan gelombang radio. Yang tak kalah pentingnya adalah tulisan karya ilmiah Harry Stockman berjudul  Communication by Means of Reflected Power yang dimuat di IRE pada tahun 1948 yang memperkirakan bahwa pengembangan teknologi komunikasi tenaga pantulan dan aplikasinya tersebut akan serius ditekuni dan dikembangkan.
            Penemuan Mario Cardullo yang dipatenkan di Paten Amerika Serikat pada tahun 1973 merupakan babak baru RFID modern walaupun masih belum menggunakan istilah RFID untuk penemuannya. Baru pada tahun 1983 Charles Walton mempatenkan temuannya pada Paten Amerika Serikat dengan menggunakan istilah RFID didalamnya.
Teknologi RFID secara perlahan tapi pasti mulai menggeser kedudukan teknologi barcode yang kelebihannya berada dibawah teknologi RFID. Teknologi RFID merupakan teknologi berbasis frekuensi radio. RFID memungkinkan terjadinya komunikasi antara komputer dan benda yang diidentifikasi scara wireless  (nirkabel). Dibandingkan pendahulunya yaitu teknologi berbasis barcode yang hanya dapat mendeteksi benda dengan cara membaca label menggunakan teknologi image, teknologi berbasis RFID  dapat mendeteksi benda dan manusia dengan cara membaca label menggunakan frekuensi radio dengan alat deteksi berupa label RFID atau transponder (tag) yang dimasukkan kedalam sebuah produk seperti yang ditulis oleh Roussos (2008) “… and communication technologies that share the capability to automatically identify objects, locations, and individuals to computing systems without any need for manual intervention.” Penggunaan barcode dianggap tidak efektif karena hanya dapat dipergunakan sekali saja sedangkan RFID dapat dipergunakan berkali-kali “… Thus the same RFID tag is re-used many times.” (Mamatha, 2013). Label RFID berisi informasi yang disimpan secara elektronik dan bisa dibaca secara otomatis tanpa perlu ada kontak langsung dengan benda yang dilacak seperti pada teknologi barcode hingga beberapa meter jaraknya. Secara garis besar ada tiga komponen dalam sistem RFID yaitu:
Label / tag
RFID tag atau label RFID adalah ‘alat’ yang dipasang pada sebuah benda, apakah buku atau benda lainnya, yang akan diberikan datanya. Label RFID ini bisa berupa sticker atau berfungsi sebagai identifikasi dengan menggunakan gelombang radio.


Reader / pembaca
RFID terminal reader merupakan peralatan yang terdiri dari RFID reader dan antena yang dapat berkomunikasi dengan RFID tag secara nirkabel dengan tugas mengirim dan menerima informasi.
Middleware
Middleware merupakan prasarana yang diperlukan diantara interrogator dan database serta software sistem informasi manajemen yang dipergunakan dan bertugas mencatat dan mengirim informasi dari tag ke pusat penyimpanan data.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEKNOLOGI RFID

Perkembangan teknologi begitu pesat satu dekade belakangan ini. Terkadang, dengan pesatnya perkembangan teknologi, belum sempat satu teknologi baru diaplikasikan  telah muncul teknologi yang baru dengan peningkatan standar yang lebih baik daripada sebelumnya. Pengaruh dari pertumbuhan teknologi memang bermacam-macam, ada yang menjadi trending topic pada masanya tetapi tak jarang teknologi baru yang muncul tidak mendapat sambutan baik untuk diterapkan pada suatu institusi. Menurut eBizzAsia ada 10 teknologi yang paling berpengaruh dalam tahun 2005 dan salah satu diantaranya adalah  supply chain: RFID.
            RFID merupakan teknologi yang banyak diperbincangkan dan diaplikasikan pertama kali di dunia bisnis perdagangan. Wal-Mart merupakan pionir di dunia ritel yang nenerapkan teknologi tersebut. Keberhasilan penerapan teknologi RFID di Wal-Mart kemudian diikuti oleh perusahaan ritel lainnya. Perpustakaan menjadi institusi di luar bisnis yang mengikuti jejak Wal-Mart dalam mengaplikasikan teknologi RFID. “Sistem RFID telah dipasang di lebih dari 300 perpustakaan di USA … menjadikan perpustakaan lebih efisien.” (Maryono, 2005).
Kemunculan teknologi baru selalu menimbulkan perdebatan dan selalu dipertimbangkan kelebihan dan kekurangannya apabila sudah terkait dengan masalah budget yang harus dikeluarkan untuk pengadaan, pemeliharaan, dan kelangsungan sistem di masa mendatang. Teknologi baru memang selalu memberikan perubahan standar tetapi tidak jarang masih menyisihkan kekurangan. Teknologi RFID selalu dibanding-bandingkan dengan teknologi  terdahulunya yaitu barcode yang telah lebih dahulu menjadi andalan perpustakaan untuk kurun waktu yang sangat lama. Kekurangan dan kelebihan kedua teknologi tersebut selalu menjadi pertimbangan, khususnya yang menyangkut finansial, yang sering menjadi kendala bagi perpustakaan. Teknologi RFID mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan teknologi barcode.
            Ada beberapa kelebihan yang dimiliki mengapa teknologi RFID mampu menggeser teknologi barcode dan banyak dimanfaatkan oleh banyak institusi termasuk perpustakaan. Diantara kelebihan yang dimiliki oleh RFID adalah (1) mempunyai fungsi identifikasi dan sekuriti, (2) membaca data secara otomatis tanpa memperhatikan garis arah pembacaan, (3) melewati bahan non konduktor seperti kertas dan karton, (4) proses pembacaan data sangat cepat, (5) memproses banyak barang dalam waktu bersamaan, (6) RFID tag masih tetap terbaca meskipun tertutup kertas atau barang lain,  dan (7) data yang dapat ditampung lebih banyak daripada alat bantu lainnya (kurang lebih 2000 byte). Diantara kelebihan yang dimiliki oleh teknologi RFID, ada beberapa kelemahannya diantaranya yaitu (1) masalah biaya dan (2) susceptibility of the tag (keringkihan label plastik).

PEMANFAATAN TEKNOLOGI RFID DI PERPUSTAKAAN

            Teknologi barcode yang selama bertahun-tahun mendominasi perpustakaan, secara perlahan tapi pasti kedudukannya digantikan oleh teknologi RFID. Pemanfaatan teknologi RFID di perpustakaan dikarenakan kehandalannya dalam membaca dan mendeteksi bahan perpustakaan yang berfungsi sebagai anti theft  (anti maling). Penerapan teknologi RFID di perpustakaan mendukung kegiatan-kegiatan seperti proses sirkulasi, pemeliharaan susunan bahan perpustakaan, deteksi bahan perpustakaan keluar, dan pelayanan pengembalian buku 24 jam. Penerapan sistem RFID di perpustakaan diantaranya: RFID tag, conversion station, self check system, staff workstation, digital library assistant, detection system, dan self return book drop.
            Tidak hanya pelayanan yang berjalan dengan  melainkan juga akses informasi pemustaka ke koleksi bisa menjadi lebih menyenangkan karena melalui alat digital library assistant, sehingga kerapihan susunan buku di rak dapat terpelihara dan kekeliruan tempat untuk sebuah bahan perpustakaan dapat dihindari. Alat ini secara otomatis akan mendeteksi buku yang tidak ada pada tempatnya ataupun buku yang tidak berada pada lokasinya sehingga kegiatan shelving (kegiatan mengembalikan buku pada tempatnya) akan jadi lebih mudah bagi petugas yang melakukannya.
            Dengan penerapan teknologi RFID, sistem manajemen perpustakaan akan terlihat seperti gambar berikut:



http://dc182.4shared.com/doc/GfJ_AAIH/preview_html_55d755d0.png
           


Contoh dari penerapan RFID di Perpustakaan

MPS / Multi Purposes Station
Penerapan RFID pada layanan sirkulasi diwujudkan dengan disediakannya MPS. Perangkat ini dipergunakan oleh pemustaka untuk proses transaksi check in (peminjaman), check out  (pengembalian), maupun renew  (perpanjangan bahan perpustakaan). Transaksi sirkulasi menjadi lebih cepat karena teknologi RFID dapat membaca tumpukan beberapa buku sekaligus dalam waktu bersamaan dengan menggunakan monitor touch screen  (layar sentuh).
Mesin MPS merupakan seperangkat peralatan yang dipergunakan oleh pemustaka untuk keperluan transaksi sirkulasi, seperti meminjam, mengembalikan dan memperpanjang masa pinjaman.



EAS Gantry
Detection system contohnya disebut EAS Gantry (Electronic Article Surveillance) yang merupakan peralatan sistem deteksi untuk seluruh koleksi perpustakaan berupa dua pilar yang dirancang selebar tubuh manusia dan difungsikan sebagai jalan keluar para pemustaka. Alat ini akan memberi sinyal berupa suara dan lampu yang menyala berkedip apabila ada bahan perpustakaan yang keluar melewati pintu pengaman tanpa melalui prosedur peminjaman yang berlaku. Pintu ini merupakan pintu anti theft yang memproteksi bahan perpustakaan dari tindakan pencurian yang dilakukan oleh pemustaka.

Book Drop
Perpustakaan dapat memberikan pelayanan pengembalian buku 24 jam/ 7 hari seminggu melalui self-return book drop. Fasilitas Book drop  diletakkan diluar gedung utama perpustakaan. Pelayanan ini memberikan keleluasan kepada para pemustaka untuk mengembalian bahan perpustakaan kapan saja seperti yang  dikehendaki diluar jam layanan perpustakaan, sehingga pengembalian yang terlambat atas pinjaman bahan perpustakaan dapat dihindari.

Counter station dipergunakan untuk memproses koleksi yang masih melibatkan teknologi  barcode  dan tentu saja disertai teknologi RFID berupa label RFID. Saat ini Counter station sangat membantu Pustakawan dalam memperoses buku yang terlambat dikembalikan tetapi masih dikehendaki pemustaka untuk dipinjam lagi. Dengan counter station, bahan perpustakaan yang terlambat dikembalikan tersebut diaktifkan lagi sehingga koleksi menjadi aktif (armed) dan selanjutnya dapat dipinjam melalui MPS.
Penerapan teknologi RFID sudah berjalan lebih kurang lima tahun. Pustakawan terbantu dengan kehadiran teknologi tersebut di perpustakaan UPI. Kehadiran teknologi tidak serta merta mengatasi segala masalah yang dihadapi oleh Titik Layanan Sirkulasi. Diantara kelebihan yang dihadirkan oleh teknologi RFID bagi perpustakaan, terselip masalah yang masih dihadapi oleh Pustakawan. MPS sering dalam keadaan tidak stabil sehingga proses peminjaman, perpanjangan dan pengembalian koleksi tidak berlangsung dengan lancar. Permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut:
Peminjaman/perpanjangan yang bermasalah
Koleksi dipinjam kembali lebih lama dari yang ditetapkan (dalam satu bulan)
Koleksi yang dipinjam tidak sempurna dilakukan (terjadi tanda * untuk koleksi tertentu yang dipinjam pada resi peminjaman)
Akibat dari permasalahan pertama adalah kerugian bagi pemustaka karena koleksi kembali menjadi satu bulan yang berakibat pada sanksi indisipliner sedangkan akibat kedua menyebabkan koleksi masih dalam kondisi aktif sehingga terdeteksi oleh pintu pengaman.
Pengembalian yang bermasalah.
Koleksi dikembalikan dalam posisi MPS bermasalah sehingga saat terjadi transaksi pengembalian koleksi masih dalam status terpinjam, padahal yang sebenarnya sudah tidak berstatus dipinjam
Ketidakstabilan mesin lebih disebabkan karena perilaku pemustaka dalam mempergunakan MPS. Perilaku yang ditunjukkan oleh pemustaka adalah sebagai berikut:
Pemustaka tidak memahami fungsi-fungsi yang ada pada MPS.
Pemustaka tidak memahami peringatan yang disajikan dalam bentuk kalimat berwarna merah yang tertera pada layar monitor MPS.
Pemustaka terlalu cepat memindahkan menu transaksi satu ke  menu transaksi lainnya
saat mengetahui menu yang dipilihnya salah.
Pemustaka terlalu cepat menarik buku dengan status dipinjam atau terlambat menyimpan buku yang dipinjam di lempengan (pad).
KESIMPULAN
            Keberadaan teknologi baru selalu mengundang pro dan kontra diantara ahli teknologi. Sisi untung dan rugi selalu menjadi pertimbangan untuk menerapkan sistem teknologi baru . Keberadaan teknologi RFID di perpustakaan tidak luput dari pendapat tersebut. Beberapa perpustakaan telah menerapkan teknologi RFID ini. Teknologi RFID sangat membantu tugas sehari-hari pustakawan, terkhusus mereka yang berada dibagian pelayanan. Pelayanan dapat lebih efektif dan cepat karena membuat pemustakanya lebih mandiri dengan menggunakan teknologi berbasis RFID.
            Pintu deteksi membantu staf check point untuk mendeteksi buku yang dibawa keluar. Pintu akan memberi sinyal dengan lampu menyala berkedip-kedip dan suara peringatan manakala koleksi dibawa keluar tanpa melewati prosedur yang benar. Pintu deteksi juga memberikan efek jera bagi mereka yang mencoba untuk membawa koleksi dengan sengaja atau coba-coba, setidaknya rasa malu akan timbul sehingga tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang sangat merugikan pemustaka lainnya dengan hilangnya buku dari perpustakaan.
Keberadaan book drop yang buka 24 jam sehari membantu para pemustaka untuk mengembalikan buku kapan saja mereka inginkan, khususnya saat perpustakaan menutup jam layanannya. Penempatan book drop diluar pintu utama perpustakaan mengurangi antrian pemustaka yang akan mengembalikan bahan perpustakaan di area sirkulasi dalam gedung perpustakaan.


BIG DATA

Big data berarti data yang besar.  Kemudian apa maksudnya, Apakah data 100 MB itu besar, atau yang dimaksud 1 GB atau 100 Gb atau 1 Tera. Pengertian Big Data bukan berarti besarnya data yang kitapunya. Big Data berartisekumpulan data yang sangatbesar yang tidakdapatditanganiolehaplikasi database biasa, misalnya data search engine.
Perkembangan internet yang pesat dewasa  ini misalnya aktivitas di social media, peralatan yang menggunakan internet seperti yang dibahasdalam internet of things akan menghasilkan big data. Saat ini muncul  banyak penyedian layanan big data yang mulai diaplikasikan dalam perusahaan.
Big data di asumsikan sebagai media penyimpanan, Big" sering dikaitkan dengan hal-hal yang sangat besar dan hebat sehingga dijadikan namabenda, judul film, dan lain-lain. Ada jambesar Big Ben di Kota London, Inggris. Konon, ada binatang sangat besar "Big data" di suatuhutan.Dan, entahkebetulanatautidak, film komedi "Big data" suksespada 1999, demikian pula film animasi 3D "Big data 6" pada 2014.Awal terbentuknya alam semesta disebut "Big data".Dan tiga tahun terakhir muncul istilah populer, "Big Data" di dunia bisnis dan teknologi.
Banyak orang membutuh kan pengolahan Big Data, antara lain untuk mengetahui topik yang sedang hangat saatini di Twitter, mencari teman lama secara cepat melalui Facebook, dan lain-lain.Perusahaan perlumengolah Big Data untuk pengambilan  keputusan bisnis yang haruscepat.Misal, untukmengetahui kebiasaan dan kesukaan pelanggan tanpaharu sbertanya, mengetahui selera pembaca portal berita di web untuk disesuaikan dengan iklan yang ditampilkan, mengaturperjalananpesawat agar tidak delay, mengendalikan wabah penyakit, dan sebagainya. Untuk mengolah Big Data menjadi informasi yang lebih berguna, perlu program "big" yang artinyabukan program "biasa".Jika data konvensional selama ini hanya berisi teks dan angka biasa seperti data keuangan,
Dalam bahasaInggris, Big Data terkaitdengan 3V, yakni Volume (ukuran data sangatbesar), Velocity (kecepatan transfer/perubahan data sangattinggi), dan Variety (variasiataujenis data sangatbanyak).Ada juga yang menjadikan 4V, ditambah Value, karenasangatbesarnyanilaibisnis yang dihasilkan, sehinggamenjadibesar pula peluangkerjabagiprofesional di bidangpemrogramankomputer, pengolahan data statitisk, dan Cloud Computing.Kebutuhan SDM di bidang Big Data pada 2015 inidiproyeksisekitar 4,4juta orang. Di Amerikasajabutuh 190.000 orang pada 2011 danakantambahbutuhlagi 490.000 pada 2018 (Sumber: McKinsey Global Institute, 2011).
Untuk mendalami Big Data, program dan istilah berikut ini perlu dipelajari, meskipun tidak harus semuanya, yakni sistem operasi Linux, Apache Hadoop, Apache HBase, MongoDB, MapReduce, HDFS (Hadoop Distributed File System), bahasapemrograman Java, Hive, Pig, Python, R, dan Cloud. Teknologi Cloud dibutuhkankarena Big Data perludidukung server yang kuat dengan tempat penyimpanan besar dan mudah dikembangkan.Cloud.



CLOUD COMPUTING

Pengertian Cloud Computing menurut para ahli

Cloud computing mungkin masih samar terdengar bagi orang awam. Tetapi keberadaan cloud computing di era digital kini sebenarnya telah terasa di tengah masyarakat dalam kehidupan sehari hari seperti penggunaan email dan juga media sosial.
Menurut Gartner mendefinisikan pengertiannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”
Definisi lain menurut Forester yaitu “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian.”
Secara sederhana, Cloud Computing dapat kita bayangkan seperti sebuah jaringan listrik. Apabila kita membutuhkan listrik, apakah kita harus punya pembangkit listrik sendiri? Tentu tidak. Kita tinggal menghubungi penyedia layanan (dalam hal ini, PLN), menyambungkan rumah kita dengan jaringan listrik, dan kita tinggal menikmati layanan tersebut. Pembayaran kita lakukan bulanan sesuai pemakaian.
     jadi definisi cloud computing  merupakan gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet (awan) yang mempunyai fungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer – komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama, tetapi tak semua yang terkonekasi melalui internet menggunakan cloud computing.
Teknologi komputer berbasis sistem Cloud ini merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Teknologi ini mengizinkan para pengguna untuk menjalankan program tanpa instalasi dan mengizinkan pengguna untuk mengakses data pribadi mereka melalui komputer dengan akses internet.


1.2  Sejarah Cloud Computing

Sejarah cloud computing dimulai pada tahun1960-an, John McCarth seorang pakar komputer dari MIT meramalkan bahwa suatu hari nanti komputerisasi akan menjadi infrastruktur publik layaknya seperti berlangganan listrik atau telepon. Kemudian pada akhir tahun 1990-an, lahir konsep ASP (Application Service Provider) yang ditandai munculnya perusahaan pengolah data center. Selanjutnya pada tahun1995, Larry Ellison, pendiri Oracle, melahirkan wacana “Network Computing” pasca penetrasi Microsoft Windows 95 yang merajai pasar software dunia pada saat itu. Ide itu menyebutkan bahwa PC tidak perlu dibenamkan software yang membuat berat kinerja dan cukup diganti sebuah terminal utama berupa server. Pada awal tahun 2000-an, Marc Beniof, eks Vice President Oracle melansir aplikasi CRM berbentuk “software as a service” bernama Salesforce.com sebagai penanda lahirnya cloud computing. Tahun 2005, situs online shopping Amazon.com meluncurkan Amazon EC2 (Elastic Compute Cloud), diikuti Google dengan Google App Engine, dan IBM yang melansir Blue Cloud Initiative.
Berdasarkan jenis layanan-nya, Cloud Computing dibagi menjadi berikut ini:
a) Software as a Service (SaaS)
b) Platform as a Service (PaaS)
c) Infrastructure as a Service (IaaS)



Salah satu perusahaan yang mengembangkan produknya berbasis dengan sistem Cloud adalah DealPOS. Metode kerja Point of Sale (POS) ini adalah dengan mendistribusikan data penjualan toko retail yang telah diinput oleh kasir ke pemilik toko retail melalui internet dimanapun pemilik toko berada.  Selain itu, perusahaan telekomunikasi ternama nasional, Telkom juga turut mengembangkan sistem komputasi berbasis Cloud ini melalui Telkom Cloud dengan program Telkom VPS dan Telkom Collaboration yang diarahkan untuk pelanggan UKM (Usaha Kecil-Menengah).

1.3. Aplikasi Cloud Computing

Penerapan cloud computing secara praktis adalah tak terbatas. Dengan middleware yang tepat, sistem cloud computing bisa mengeksekusi semua program seperti sebuah normal komputer bekerja. Secara potensial, segala sesuatu mulai dari perangkat lunak pengolah kata yang umum untuk program komputer yang dirancang khusus untuk sebuah perusahaan tertentu bisa bekerja pada sistem cloud computing.
Mengapa orang-orang ingin mengandalkan sistem dari komputer lain untuk menjalankan program dan menyimpan data? Berikut adalah beberapa alasannya:
Klien akan dapat mengakses aplikasi dan data dari mana saja setiap saat. Mereka bisa mengakses sistem cloud computing menggunakan komputer yang terhubung ke Internet. Data tidak terbatas pada hard drive di komputer satu pengguna saja atau di jaringan internal suatu perusahaan.
Ini bisa membuat biaya hardware turun. Sistem cloud computing akan mengurangi kebutuhan akan hardware canggih pada sisi klien. Anda tidak perlu membeli komputer tercepat dengan memori besar, karena sistem “cloud” akan mengurus kebutuhan tersebut bagi Anda. Sebaliknya, Anda bisa membeli sebuah terminal komputer murah. Terminal ini  bisa mencakup monitor, perangkat input seperti keyboard dan mouse, dan cukup kekuatan prosesor untuk menjalankan middleware yang diperlukan untuk terhubung ke sistem “cloud”. Anda tidak akan membutuhkan hard drive dengan kapasitas besar karena Anda akan menyimpan semua informasi Anda pada komputer remote.
Perusahaan yang mengandalkan komputer harus memastikan bahwa mereka memiliki software yang tepat untuk diterapkan guna mencapai tujuan. Sistem cloud computing memberikan organisasi-organisasi tersebut akses seluruh perusahaan ke aplikasi komputer. Perusahaan tidak perlu membeli satu set perangkat lunak atau lisensi perangkat lunak untuk setiap karyawan. Sebaliknya, perusahaan bisa membayar biaya meteran ke perusahaan cloud computing.
Server dan perangkat penyimpanan data digital memakan tempat. Beberapa perusahaan menyewa ruang fisik untuk menyimpan server dan database karena mereka tidak memiliki ruangan tersebut di kantor mereka. Cloud computing memberikan perusahaan-perusahaan pilihan untuk menyimpan data pada hardware orang lain, menghilangkan kebutuhan untuk ruang fisik di front end.
Perusahaan bisa menghemat uang untuk kebutuhan IT. Efisiensi hardware akan terjadi, secara teori, akan memiliki masalah lebih sedikit daripada jaringan mesin yang heterogen dan sistem operasi.


Jika back end sistem cloud computing adalah sistem komputasi grid, maka klien bisa mengambil keuntungan dari kekuatan pemrosesan seluruh jaringan. Seringkali, para ilmuwan dan peneliti bekerja dengan perhitungan kompleks sehingga butuh waktu tahunan untuk masing-masing komputer untuk menyelesaikan hal tersebut. Pada sistem komputasi grid, klien bisa mengirim perhitungan ke “awan” untuk diproses. Sistem “cloud” akan memanfaatkan kekuatan pengolahan semua komputer yang tersedia di back end, sehingga secara signifikan mempercepat perhitungan.

1.4 Kekhawatiran Cloud Computing

Mungkin kekhawatiran terbesar tentang cloud computing adalah keamanan dan privasi. Ide menyerahkan data penting ke perusahaan lain mengkhawatirkan untuk beberapa orang. Eksekutif perusahaan mungkin ragu untuk mengambil keuntungan dari sistem cloud computing karena mereka tidak dapat menyimpan informasi perusahaan mereka di tempat terkunci.
Argumen kontra untuk posisi ini adalah bahwa perusahaan yang menawarkan layanan cloud computing, hidup dan matinya adalah berdasarkan reputasi mereka. Ini menguntungkan perusahaan-perusahaan untuk memiliki langkah-langkah keamanan yang handal pada tempatnya. Jika tidak, layanan tersebut akan kehilangan semua klien. Hal itu dalam kepentingan mereka untuk menggunakan teknik yang paling canggih untuk melindungi data klien mereka.
Privasi adalah hal lain. Jika klien dapat login dari lokasi manapun untuk mengakses data dan aplikasi, mungkin privasi klien bisa dikompromikan. Perusahaan cloud computing harus mencari cara untuk melindungi privasi klien mereka. Salah satu cara adalah dengan menggunakan teknik otentikasi seperti nama pengguna dan password. Lain adalah dengan menggunakan format otorisasi – setiap pengguna hanya dapat mengakses data dan aplikasi yang relevan dengannya atau pekerjaannya.

1.5 Tipe Penerapan Layanan Cloud Computing

Tipe-tipe penerapan(deployment) dari layanan Cloud Computing, yang terbagi menjadi empat jenis penerapan, yaitu:
1. Private cloud
Di mana sebuah infrastruktur layanan cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud itu bisa saja dikelola oleh si organisasi itu atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja yang mampu memiliki/mengelola private cloud ini.
2. Community cloud
Dalam model ini, sebuah infrastruktur cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa organisasi yang memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari sisi misinya, atau tingkat keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya.
Jadi, community cloud ini merupakan “pengembangan terbatas” dari private cloud. Dan sama juga dengan private cloud, infrastruktur cloud yang ada bisa di-manage oleh salah satu dari organisasi itu, ataupun juga oleh pihak ketiga.
3. Public cloud
Sesederhana namanya, jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya. Layanan-layanan yang sudah saya sebutkan sebelumnya dapat dijadikan contoh dari public cloud ini.


4. Hybrid cloud
Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud (private, community, atau public). Di mana meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud itu. Misalnya, mekanisme load balancing yang antarcloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang optimal.
Demikian sedikit penjelasan dari model-model cloud yang disarikan dari NIST. Namun seperti diakui oleh lembaga ini, definisi dan batasan dari Cloud Computing sendiri masih mencari bentuk dan standarnya. Di mana nanti pasarlah yang akan menentukan model mana yang akan bertahan dan model mana yang akan mati.
Namun semua sepakat bahwa cloud computing akan menjadi masa depan dari dunia komputasi. Bahkan lembaga riset bergengsi Gartner Group juga telah menyatakan bahwa Cloud Computing adalah wacana yang tidak boleh dilewatkan oleh seluruh pemangku kepentingan di dunia TI, mulai saat ini dan dalam beberapa waktu mendatang.

1.6 Resiko Cloud Computing

Sebagaimana yang dikatakan sebagai bisnis service, dengan teknologi cloud anda sebaiknya mengetahui dan memastikan apa yang anda bayar dan apa yang anda investasikan sepenuhnya memang untuk kebutuhan anda menggunakan service ini. Anda harus memperhatikan pada beberapa bagian yaitu:
*Service level – Cloud provider mungkin tidak akan konsisten dengan performance dari application atau transaksi. Hal ini mengharuskan anda untuk memahami service level yang anda dapatkan mengenai transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
* Privacy – Karena orang lain / perusahaan lain juga melakukan hosting kemungkinan data anda akan keluar atau di baca oleh pemerintah U.S. dapat terjadi tampa sepengetahuan anda atau approve dari anda.
* Compliance – Anda juga harus memperhatikan regulasi dari bisnis yang anda miliki, dalam hal ini secara teoritis cloud service provider diharapkan dapat menyamakan level compliance untuk penyimpanan data didalam cloud, namun karena service ini masih sangat muda anda diharapkan untuk berhati hati dalam hal penyimpanan data.
* Data ownership – Apakah data anda masih menjadi milik anda begitu data tersebut tersimpan didalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun anda perlu mengetahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement nya yang mempertanyakan hal ini.
* Data Mobility – Apakah anda dapat melakukan share data diantara cloud service? dan jika anda terminate cloud relationship bagaimana anda mendapatkan data anda kembali? Format apa yang akan digunakan ? atau dapatkah anda memastikan kopi dari data nya telah terhapus



Untuk mengimplementasi teknologi cloud untuk data mereka dan menyimpan nya sebagai fasilitas mereka sendiri untuk memastikan kebijakan perusahaan tersimpan dengan baik tentunya akan lebih baik, sehingga memastikan proses komputerasisasi pada cloud sebagai sistem proses yang dibutuhkan akan lebih independen.
Langkah awal yang harus anda lakukan adalah mempelajari sistem kontrak dari cloud service. pastikan setiap process menjadi simple, dapat berulang ulang dan menjadi nilai tambah untuk bisnis anda.
Kedua, anda harus mengidentifikasi service apa yang dapat anda manfaatkan di dalam cloud dan mana yang seharusnya bersifat internal. Hal ini sangat penting untuk anda ketahui mengenai system dan service core yang dapat dimanfaatkan oleh bisnis anda. dan sebaiknya anda mengkategorikan beberapa elemen bisnis anda berdasarkan resiko dari penggunaan cloud service.
Langkah terakhir, anda harus melakukan strategi sourcing untuk mendapatkan biaya yang sangat murah, namun memiliki scalability dan flexibility untuk kebutuhan bisnis anda. Hal ini termasuk pertimbangan akan proteksi data ownership dan mobility, compliance dan beberapa element seperti halnya kontrak IT tradisional.


Kekurangan dan Kelebihan WordPress dengan Blogger

Membahas mengenai platform WordPress.com yang notabene hampir sama dengan blogspot dari segi biaya, yakni gratis, memang sangat menarik. Tentunya versi wordpress yang saya maksud di paragrah ini bukanlah wordpress self hosted, tetapi wordpress yang gratisan (wordpress.com). Yah, walaupun tidak sepenuhnya gratis sih. Tapi ini sudah cukup untuk menunjang aktivitas ngeblog bagi newbie seperti saya ini. Hehehe. Bagi sebagian orang, gratis itu memang menggiurkan, terutama yang isi dompetnya cekak. Versi wordpress yang gratisan ini memang hampir sebanding jika dibandingkan dengan blogspot. Sama sama gratis, dan sama sama mempunyai beberapa fitur unggulan yang tidak pasti dimiliki satu sama lain. Wordpress  mempunyai tampilan yang sangat elegan (menurut saya). Jika saya disuruh menilai, wordpress memilikinilai 9/10 dari segi penampilan.

 

·         Wordpress.com Didukung Banyak Theme.

Disisi lain, wordpress ditunjang oleh banyak sekali Theme yang menyedapkan mata. Ada berbagai macam theme wordpress yang bisa dipilih, mulai dari yang gratisan, sampai yang premium. Dan yang lebih menggembirakan lagi bagi para pemula ialah, theme wordpress ini sangat mudah untuk digunakan. Tinggal pilih theme yang diinginkan, lalu klik aktivasi. Taraa.. Dalam sekejap theme nya sudah terpasang di blog, tidak perlu susah payah coding, edit html, css dan sebagainya serta tampilan blog mu sudah seperti blog yang professional. Ya, itulah kenapa wordpress.com ini sangat cocok bagi para pemula.

 

·         Fitur Navigasi Yang Lengkap

Berbeda dengan blogspot, walaupun ini gratisan, tapi wordpress.com ini mempunyai fitur navigasi yang sangat lengkap. Tampilan dashboard nya pun tampak elegan, stylish dan professional.

 

·         Pendaftaran di Wordpress.com itu Mudah

Selain itu, mendaftar di wordpress.com juga sangat mudah, bisa menggunakan email apapun. Sama hal nya dengan blogspot, di wordpress.com anda juga bisa mendaftarkan banyak blog dalam satu akun. Keren, 'kan?

 

·         Dapat Digunakan Secara Offline

Selanjutnya, wordpress juga bisa dipakai tanpa koneksi internet sama sekali, alias offline menggunakan sebuah web server yang sebelum nya sudah diinstal secara lokal di komputer anda.

 

·         Wordpress.com Didukung Banyak Plugin

Tidak seperti blogspot, wordpress menyediakan ribuan plugin yang siap digunakan bagi para pengguna nya. Inilah salah satu kelebihan wordpress yang tidak dimiliki blogspot, karena blogspot hanya mendukung beberapa plugin saja, tidak sebanyak plugin di wordpress.

 

·         Bisa Posting Melalui Email

Disisi lain, ada salah satu fitur wordpress yang sama dengan fitur yang ada di blogspot, sting melalui email. Pengguna tinggal menuliskan artikel yang akan diposting ke blog nya melalui email, yang nantinya email tersebut dikirim ke alamat email blog yang sudah ditentukan sebelum nya.

 

 

·         Wordpress Memiliki Fitur Back-up

Fitur yang dimiliki wordpress.com tidak hanya sampai disitu saja, pengguna wordpress juga bisa mencadangkan semua postingan untuk kepentingan keamanan serta dapat mengunggah nya kembali bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

 

·         Wordpress Sudah Terintegrasi Dengan Banyak Platform

Selain itu, wordpress juga bisa diintegrasikan dengan beberapa platform, yakni gravatar, akismet, intensedebate, bbpress, polldaddy, dan buddypress. Dan ada salah satu kelebihan utama dari wordpress, yaitu memiliki fitur untuk mengimport data data dari b2evolution, MovableType, grayMetter, TextPattern, dan Blogger.

 

·         Wordpress itu Comment Friendly

Bagi anda yang ingin setiap postingan pada blog nya terdapat banyak orang yang berkomentar, maka wordpress adalah salah satu pilihan yang tepat. Kenapa? Karena wordpress.com itu sangat Comment Friendly, kolom komentar nya secara jelas terlihat dibawah postingan, dan hanya memerlukan email, situs web (optional) dan nama saja untuk bisa mengirim komentar.

 

·         Terdapat Menu Statistik Data Yang Lengkap

Pada panel dashboard di wordpress juga menyajikan data statistik pengunjung, artikel yang paling banyak diklik, pencarian terbanyak, halaman terpopuler, dari mana pengunjung berasal, serta data statistik lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu disini. Selain itu, juga terdapat statistik komentar anda di blog wordpress yang lain bisa muncul di dashboard anda.

 

·         Banyak Fitur Tambahan

Ada satu fitur unik di wordpress, yaitu fitur sticky/front page, yang bisa memungkinkan pengguna nya untuk menyembunyikan postingan di halaman beranda, tetapi postingan tersebut tetap muncul di halaman kategori.

 

·         Mudah Terhubung Dengan Akun Sosmed

Dengan wordpress, anda juga bisa menghubungkan blog wordpress dengan beberapa akun sosial media (sosmed) seperti yahoo, facebook, twitter, google plus, sehingga setiap selesai mempublikasikan postingan maka link postingan tersebut juga akan langsung diposting di akun sosial media tersebut.

 

Ya, itulah beberapa kelebihan wordpress yang bisa saya jelaskan untuk saat ini, karena masih banyak yang belum saya jelas. Nah, sekarang saya akan membahas tentang kekurangan dan kelemahan wordpress yang patut untuk diketahui. Sama seperti blogspot, wordpress juga mempunyai kelemahan. Ya, walaupun tidak banyak.

 

·         Tidak Murah Walaupun Gratis

Salah satu kelemahan wordpress adalah harus membayar hosting bila ingin meng-custom domain. Ya, tentunya ini sangat berbeda sekali dengan blogspot.

 

·         Blog Jadi Berat Jika Terinstall Banyak Plugin

Lalu, blog wordpress mu akan menjadi tambah berat jika diinstal banyak plugin. Solusi nya, buang saja plugin yang tidak dibutuhkan dan install plugin yang memang perlu.

 

·         Wordpress.com Tidak Support Javascript

Selain itu, wordpress tidak mendukung javascript dan tidak bisa dimonetize. Artinya, blog dari wordpress.com tidak bisa digunakan untuk berbisnis online, baik itu PPC seperti Google Adsense, Chitika, Infolinks maupun jenis bisnis online lainnya seperti Affiliasi, PTC, link refferal, shorten URL (adf.ly, dll), dan masih banyak lagi. Tetapi jika ingin blog mu bisa dimonetize, pilih saja wordpress self hosted, yang tentunya membutuhkan uang untuk membuat nya alias tidak gratis.

 

·         Tidak Bisa Mengedit CSS Dan HTML

Kamu juga tidak akan bisa mengedit CSS dan elemen HTML di Wordpress.com, kecuali jika kamu melakukan upgrade (berbayar). Benar benar tidak leluasa, 'kan? Lalu, kamu juga tidak bisa melihat pratinjau langsung saat kamu mengedit template/theme. Keadaan seperti ini bisa membuat anda kerepotan saat hasil editan template/theme nya belum sesuai yang diharapkan.

 

·         Ribet Dalam Mengatur Layout

Mengatur tata letak (layout) gadget di wordpress juga lumayan merepotkan. Pasalnya, kamu tidak leluasa jika ingin memindahkan gadget dari satu ruang ke ruang yang lainnya.

 

·         Diskspace dan Bandwith Terbatas

Selain itu, JIKA kamu menggunakan hosting, maka kamu memiliki ketersediaan bandwith dan diskspace yang terbatas, tidak unlimited (yang ini tergantung, karena setiap web hosting itu berbeda).

 

Rentan Diserang Hacker Dan jika kamu memang mau menggunakan wordpress.com maka kamu harus meningkat kan tingkat keamanan nya, jika tidak maka blog mu akan mudah sekali diretas oleh para hacker. Hal ini perlu diperhatikan, pasalnya banyak admin blog yang kurang memperhatikan bagian ini.



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kelebihan dan kekurangan blog dengan wordpress


Blogger

Kelebihan :

1.      Terintegrasi dengan Google Account. Jika anda memiliki account di gmail atau Google reader, otomatis anda sudah memiliki account blogger.com

2.      Proses Sign Up yang mudah.

3.      Bisa memasang script AdSense.

4.      Panel Kontrol yang sangat sederhana dan mudah dimengerti.

5.      Tersedia navigasi dalam bahasa Indonesia.

6.      File CSSnya dapat diedit.

7.      Navigasi admin sederhana, dan mudah dimengerti : posting, Pengaturan, Tata Letak

8.      Ada widget untuk polling

9.      Bisa memiliki banyak blog dalam satu account

 

Kekurangan :

1.      Tampilan dashboard terlalu sederhana. kurang fancy

2.      Pilihan template bawaan terlalu sedikit, sehingga banyak blog dengan tampilan sejenis. Jika pengunjung hendak memberikan komentar, pengunjung perlu membuka halaman baru. Ini cukup menjengkelkan.

3.      Tidak bia melihat statistik pengunjung. jumlah pengunjung, search term yang mereka pakai, dari mana mereka berasal, dan berbagai statistik lain. ( kecuali anda memasang script tracker Google Analytics di widget anda. sedang kami uji coba nih.)

 

Wordpress

Kelebihan :

1.      Terintegrasi dengan berbagai Produk Automattic lain seperti akismet dan gravatar.

2.      Proses Sign up mudah

3.      Bisa memiliki banyak blog dalam satu account

4.      Fitur My Comments. Jika anda memberikan komentar di blog wordpress.com lainnya, anda dapat mlihatnya di dashboard blog anda

5.      Fitur BlogStat. Anda dapat melihat statistik blog anda. Berapa pengunjung yang datang, search term apa yang mereka pakai, Post paling diminati pengunjung, dan lain – lain.

6.      Tampilan dashboard blog yang fancy.

7.      Tersedia navigasi dalam bahasa Indonesia

8.      Template bawaan yang sangat banyak

 

Kekurangan :

1.      Tidak bisa pasang script adsense.

2.      Tidak bisa edit CSS. Sebenarnya bisa sih, tapi anda harus upgrade layanan ke versi berbayarnya.

3.      Tampilan dashboard sedikit kompleks.

4.      Tidak bisa menambah plugin